Berita Pilihan
Bulletin Epidemiologi Kabupaten Pesisir Selatan Edisi Maret 2019
Rabu, 19 Jun 2019, 15:19:40 WIB - 386 | Zaidina Umar
KEGIATAN SURVEILANS DAN PENANGGULANGAN MASALAH KESEHATAN AKIBAT BENCANA DAN KLB/WABAH
DI KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2018
By. Zaidina Umar, SKM, MKM*)
A. PENDAHULUAN
Peranan surveilans epidemiologi sangat penting dalam program pembangunan kesehatan. Pelaksanaan pembangunan tidak mungkin hanya atas dasar perkiraan dan pesanan, tetapi atas justifikasi yang kuat dan logis dengan didukung data dan informasi yang valid. Penerapan UU No. 22 dan 25 tahun 1999, dimana pemerintah daerah harus menentukan prioritas pembangunan daerah masing-masing. Untuk menjawab hal itu, penerapan konsep evidence base decision making harus benar-benar dilaksanakan. Jaringan surveilans perlu dikembangkan, meliputi manajemen kasus dan manajemen lingkungan serta manajemen faktor risiko lainnya. Dalam upaya mencapai sasaran program perlu tersedianya informasi untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan informasi program pemberantasan penyakit dan peningkatan kewaspadaan disemua tingkat administrasi.
Surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistematik dan terus-menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan (WHO). Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penaggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan. Ruang lingkup penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehatan terdiri dari Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular, Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Perilaku, Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan dan Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra.
Pada peralihan abad ke 20 dan ke 21 memang telah terjadi perubahan pola penyakit pada masyarakat di mana dominasi penyakit-penyakit menular dan infeksi ternyata telah bergeser diganti oleh penyakit-penyakit degeneratif seperti stroke, darah tinggi sampai kepada keganasan atau kanker. Hal ini terjadi sejak beberapa dekade yang lalu di negara-negara industri yang maju. Tapi ternyata negara-negara berkembangpun sudah mulai mengikuti kecenderungan/trend perubahan pola penyakit ini termasuk di Indonesia. Sehingga sekarang perhatian dunia kesehatan dan juga pemerintah mulai banyak dialihkan kepada penyakit-penyakit degeneratif tersebut, baik dalam hal menyangkut dana dan usaha-usaha penelitian dan pengembangan
Di Kabupaten Pesisir Selatan angka kesakitan dan kematian berbagai penyakit menular berbasis lingkungan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat antara lain : DBD, TBC, Malaria, Diare, Kecacingan, Pneumonia dan Filariasis. Dalam beberapa decade terakhir penyakit menular baru juga muncul (New Emerging Diseases) dan telah berkembang diberbagai tempat. Penyakit HIV/AIDS di Kab. Pesisir Selatan cenderung terjadi peningkatan kasus setiap tahunnya. Selain itu diidentifikasi penyakit menular baru berpotensi menimbulkan wabah seperti Flu Burung, Chikungunya, Meningitis meningokokus. Beberapa penyakit menular yang selama ini sudah berhasil ditekan muncul kembali (Re-emerging Diseases), seperti Malaria, Rabies dan DBD, beberapa diantaranya masih dinyatakan endemis. Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti Campak, Tetanus Neonatorum dan TBC masih merupakan masalah kesehatan sebagai penyebab kematian pada anak-anak. Penyakit Polio sudah tidak ditemukan lagi adanya transmisi virus liar, namun upaya penemuan kasus lumpuh layuh akut (Acute Flacide Paralysis / AFP) pada anak usia dibawah 15 tahun masih terus dilakukan melalui kegiatan surveilans AFP dalam rangka eradikasi Polio di Kabupaten Pesisir Selatan, tahun 2018 ditemukan 3 kasus AFP (non-Polio AFP rate = 2,2 per 100.000 penduduk). Trend 10 penyakit menular utama di Kab. Pesisir Selatan seperti terlihat pada grafik berikut:
B. VISI, MISI DAN TUJUAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
1. Visi
Manajemen kesehatan berbasis fakta yang cepat, tepat dan akurat
2. Misi
§ Memperkuat sistem surveilans disetiap unit pelaksana program kesehatan
§ Meningkatkan kemampuan analisis dan rekomendasi epidemiologi yang berkualitas dan bermanfaat
§ Menggalang dan meningkatkan kerjasama dan kemitraan unit surveilans dalam pertukaran serta penyebaran informasi
§ Memperkuat sumber daya manusia di bidang epidemiologi untuk manajer dan fungsional
3. Tujuan
Tersedia data dan informasi epidemiologi sebagai dasar manajemen kesehatan untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program kesehatan dan peningkatan kewaspadaan dini serta respon Kejadian Luar Biasa (KLB) yang cepat dan tepat
02 Apr 2024 11:42:49 WIB Petugas Gizi Puskesmas Tanjung Makmur Melakukan pengukuran terhadap Bumil KEK di Nagari Air Hitam Si 11 ~ Ade Wahyuni |
02 Apr 2024 11:38:30 WIB PKM Airpura melakukan penyuluhan dalam gedung oleh petugas Promkes dan didampingi petugas survelans 11 ~ Ade Wahyuni |
26 Mar 2024 14:08:13 WIB Petugas kesling Puskesmas Tanjung Makmur memberikan konseling kepada pasien Diare 15 ~ Ade Wahyuni |
26 Mar 2024 14:06:47 WIB PUSKESMAS KOTO BARU PENYULUHAN TENTANG TB 15 ~ Ade Wahyuni |
26 Mar 2024 14:05:12 WIB PENYULUHAN DALAM RANGKA MEMPERINGATI HARI TB SEDUNIA PKM PASAR KUOK 12 ~ Ade Wahyuni |
26 Mar 2024 14:03:54 WIB Penanggung jawab tb puskesmas tanjung makmur melakukan penyuluhan dalam rangka hari TB se dunia 14 ~ Ade Wahyuni |
26 Mar 2024 14:02:40 WIB PENYULUHAN DALAM GEDUNG DALAM RANGKA HARI TB SEDUNIA PUSKESMAS IV KOTO MUDIK 12 ~ Ade Wahyuni |
26 Mar 2024 14:01:00 WIB Kunjungan Bayi BBLR ke Nagari sei Sirah Puskesmas Tanjung Makmur 14 ~ Ade Wahyuni |
STATISTIK PENGUJUNG
3 Pengunjung Hari ini | 10 Pengunjung Kemarin | 62,639 Semua Pengunjung | 142,601 Total Kunjungan | 18.222.23.119, IP Address Anda